Baris
berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara hidup
Angkatan bersenjata yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu, pada pimpinan wajib mengawasi adanya, mengenal kegunaannya, serta senantiasa menegakkan peraturan tersebut.
Angkatan bersenjata yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu, pada pimpinan wajib mengawasi adanya, mengenal kegunaannya, serta senantiasa menegakkan peraturan tersebut.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
dan tujuannya adalah untuk menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas,
rasa persatuan, disiplin,sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan
kepentingan tugas di atas kepentingan individu dan segara tidak langsung juga
menanamkan rasa tanggung jawab.
C. ABA-ABA
Aba-aba
adalah perintah yang diberikan oleh seorang komandan kepada pasukan untuk
dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
Macam-macam
Aba-aba :
1.
Aba-aba Petunjuk
Aba-aba Petunjuk dipergunakan hanya jika
perlu, untuk menegaskan maksud daripada aba-aba Perintah/pelaksanaan.
Contoh
: Kepada Inspektur Upacara…..Hormat…..GERAK
!
2.
Aba-aba Peringatan
Aba-aba Peringatan adalah inti perintah yang
cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh :
Lencang Kanan………GERAK !
Istirahat
di tempat………GERAK !
3.
Aba-aba Peringatan
Aba-aba Pelaksanaan adalah ketegasan mengenai
saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk/peringatan dengan cara serentak atau
berturut-turut.
Contoh :
Hormat……….GERAK !
Maju………JALAN
!
Jalan di tempat………MULAI !
Cara memberi aba-aba :
1. Waktu memberi
aba-aba pemberi aba-aba pada dasarnya harus berdiri dalam sikap sempurna dan
menghadap pasukan kecuali dalam keadaan yang tidak mengizinkan untuk melakukan
itu.
2. Apabila
aba-aba yang diberikan itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi
aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap
pasukan.
3. Pada tahap
permulaan latihan, aba-aba yang ditunjukkan kepada pasukan yang sedang
berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaannya selalu harus diberikan bertepatan
dengan jatuhnya salah satu kaki tertentu, yang mana pelaksanaan gerakan
dilakukan dengan tambahan 1 (satu) langkah pada waktu berjalan dan 3 (tiga)
langkah pada waktu berlari. Sedang pada tahap lanjutan, aba-aba pelaksanaan
dapat diberikan bertepatan dengan jatuhnya kaki yang berlawanan yang
pelaksanaan gerakannya dilakukan dengan tambahan 2 (dua) langkah pada waktu
berjalan dan 4 (empat) langkah pada waktu berlari, kemudian berhenti atau maju
dengan merubah bentuk dan arah dari pasukan.
4. Semua aba-aba
diucapkan dengan suara nyaring, tegas dan semangat.
5. Pemberian
aba-aba petunjuk yang dirangkaikan dengan aba-aba peringatan dan pelaksanaan,
pengucapannya tidak diberi nada.
6. Pmberian
aba-aba peringatan wajib diberi nada pada suku kata pertama dan terakhir. Nada
suku kata terakhir diucapkan lebih panjang menurut besar kecilnya pasukan.
Aba-aba pelaksanaan senantiasa diucapkan dengan cara dihentakkan.
7. Waktu antara
aba-aba peringatan dan aba-aba pelaksanaan diperpanjang sesuai dengan besar
kecilnya pasukan atau tingkat perhatian pasukan (konsentrasi pasukan). Dilarang
memberikan keterangan-keterangan lain di sela-sela aba-aba peringatan. Bila
pada satu bagian aba-aba diperlukan pembetulan, maka dikeluarkan perintah
“Ulangi”.
Contoh : Hormat
Senjata….ulangi, Pundak Kiri Senjata…gerak
D. GERAKAN DASAR
TANPA SENJATA
1. Sikap sempurna/Siap
Aba-aba : ”Siap…….. Gerak”
Pelaksanaan : pada
aba-aba pelaksanaan, badan/tubuh berdiri tegap, tumit kedua kaki merupakan
sudut 45°, lutut lurus, paha dirapatkan dan berat badan dibagi
atas kedua kaki. Perut ditarik sedikit dan dada dibusungkan, pundak ditarik ke
belakang sedikit dan tidak dinaikkan. Lengan rapat pada badan, pergelangan
tangan lurus dan jari-jari tangan menggenggam, tangan lurus jahitan celana, ibu
jari menghadap ke depan, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata
memandang lurus mendatar ke depan, bernafas sewajarnya.
2. Istirahat di
tempat
Aba-aba : “Istirahat di tempat…….Gerak”
Pelaksanaan :
a. Pada aba-aba
pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang
telapak kaki (±30 cm).
b. Kedua belah
lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang,punggung tangan kanan di atas
telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan, tangan kiri memegang pergelangan
tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk.
3. Berkumpul/berhimpun
Pada dasarnya
berkumpul/berhimpun selalu dilakukan dengan berbentuk bersyaf, kecuali jika
tidak memungkinkan.
a. Berkumpul
bersyaf
Aba-aba : “Bersyaf…..Kumpul……Mulai”
Pelaksanaan : Pelatih menunjuk seorang
anggota untuk berdiri ± 4 langkah di depannya, orang ini dinamakan penjuru,
orang-orang lainnya selanjutnya berdiri di samping penjuru tersebut dan
berturut-turut meluruskan diri. Cara meluruskan diri ke samping adalah dengan
meluruskan tangan ke samping, tangan kanan di genggam, punggung tangan
menghadap ke atas, kepala dipalingkan ke kanan dan meluruskan diri hingga dapat
melihat dadanya orang-orang yang di sebelah kanannya, sampai ke penjuru kanan
dan tangan kanan menyentuh bahu kiri orang yang di sebelah kanannya. Setela
dianggapnya telah lurus maka penjuru yang sewaktu berkumpul itu terlihat ke
kiri harus memberikan isyarat denan perkataan “lurus”. Pada isyarat ini penjuru
melihat ke depan serta yang lain serentak menurunkan lengan kanan, melihat ke
depan dan kembali bersikap sempurna.
b.
Berkumpul
Berbanjar
Aba-aba : “Berbanjar..........kumpul.....mulai”
Pelaksanaan : Cara
meluruskan diri ke depan ialah dengan meluruskan lengan kanannya ke depan,
tangan digenggam, punggung tangan menghadap ke atas
dan mengambil jarak satu lengan ditambah dua kepal dari orang yang ada
di depannya dan meluruskan diri kepadanya. Setelah orang yang paling belakang menganggap
barisan sudah lurus, maka ia memberikan isyarat dengan mengucapkan “lurus”.
Pada isyarat ini serentak menurunkan lengan kanan dan kembali ke sikap
sempurna.
Catatan : Bila lebih dari sembilan orang selalu
berkumpul dalam bentuk bersyaf tiga atau berbanjar tiga, dan kalau kurang dari
sembilan orang menjadi bersyaf/berbanjar satu. Meluruskan ke depan hanya
digunakan dalam bentuk berbanjar.
c.
Periksa Kerapian
Aba-aba : “Periksa Kerapian..............mulai”
· Periksa kerapian dimaksudkan untuk merapikan perlengkapan yang dipakai
anggota pada saat itu dan pasukan dalam keadaan istirahat.
· Pada aba-aba pelaksanaan dengan serentak membungkukkan badan masing-masing
memeriksa atau membetulkan perlengkapan dari bawah (ujung kaki) ke atas sampai
tutup kepala.
· Setelah yakin sudah rapi, masing-masing anggota paasukan mengambil sikap
sempurna.
· Setelah Pelatih/Pembina dan pasukan melihat semua anggota pasukannya sudah
selesai (sudah dalam keadaan sikap sempurna) maka Pelatih/Komandan pasukan
memberi aba-aba “selesai”.
· Pasukan dengan serentak kembali ke sikap sempurna.
4.
Cara Meluruskan
a.
Lencang Kanan/Kiri
Aba-aba : “Lencang
Kanan/Kiri........gerak” (hanya dalam bentuk bersyaf)
Gerakan ini dijalankan
dalam sikap sempurna. Pada aba-aba pelaksanaan semua mengangkat lengan
kanan/kiri ke samping kanan/kiri, jari-jari tangan kanan/kiri menggenggam,
punggung tangan menghadap ke atas. Bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke
kanan/kiri kecuali penjuru kanan/kiri. Masing-masing meluruskan diri hingga
dapat melihat dada orang-orang yang ada di sebelah kanan/kirinya sampai kepada
penjuru kanan/kiri. Jarak ke samping harus sedemikian rupa, hingga
masing-masing dengan jari-jari menyentuh bahu kiri orang yang ada di sebelah
kanannya.
Kalau lencang kiri maka
masing-masing tangan kirinya menyentuh bahu kanan orang yang ada di sebelah
kirinya. Penjuru kanan/kiri tidak berubah tempat.
Catatan :
·
Kalau bersaf tiga, maka
mereka yang ada di saf tengah dan belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan
ke depan dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan
tidak mengangkat tangan. Setelah masing-masing dirinya berdiri lurus dalam
barisan, maka semua berdiri di tempatnya dan kepala tetap dipalingkan ke
kanan/kiri. Semua kerakan dikerjakan dengan badan tegak seperti dalam sikap
sempurna.
Pada aba-aba
“Tegak....Gerak” semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka
kembali ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
·
Pada waktu Komandan
memberikan aba-aba Lencang kan/kiri dan barisan sedang meluruskan safnya,
kemudian pasukan yang barada di barisan itu memberikan kelurusan safnya dari
sebelah kanan/kiri pasukan, dengan menitikberatkan kepada kelurusan tumit
(bukan ujung depan sepatu).
b.
Setengan Lencang
Kanan/Kiri
Aba-aba : “Setengah
Lencang Kanan/Kiri.......gerak”
Pelaksanaan : Seperti
lencang kanan/kiri tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang)
dengan siku menyentuh lengan orang yang
berdiri di sebelah, pergelangan tangan lurus/ibu jari di sebelah
belakang dan empat jari lainnya rapat satu sama lainnya di sebelah depan.
c.
Lencang Depan (hanya
dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba : “Lencang
Depan.......gerak”
Pelaksanaan : Penjuru tetap
pada sikap sempurna, nomor dua dan seterusnya. Bila berbanjar tiga maka saf
terdepan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan/setengan lengan di
samping kanan, setelah lurus menurunkan tangan. Serta menegakkan kepala kembali
dengan serentak. Anggota-anggota yang lain ada di banjar tengah dan kiri
melaksanakannya tanpa mengangkat tangan.
5.
Perubahan Arah
a.
Hadap Kanan/Kiri
Aba-aba : “Hadap
Kanan/Kiri........gerak”
Pelaksanaan :
·
Kaki kanan/kiri diajukan
melintang di depan kaki kiri/kanan, lekuk kaki kanan/kiri berada di ujung kaki
kiri/kanan, berat badan berpindah ke kaki kanan/kiri.
·
Tumit kaki kiri/kanan
dengan badan diputar ke kiri/kanan 90º.
·
Kaki kanan/kiri
dirapatkan kembali ke kaki kiri/kanan seperti dalam keadaan sikap sempurna.
b.
Hadap Serong Kanan/Kiri
Aba-aba : “Hadap serong
kanan/kiri...........gerak”
Pelaksanaan :
·
Kaki kiri/kanan diajukan
ke muka berjajar dengan kaki kanan/kiri.
·
Berputar arah 45º ke
kanan/kiri.
·
Kaki kanan/kiri
dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
c.
Balik Kanan
Aba-aba : “Balik
Kanan......gerak”
Pelaksanaan : pada
aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan
melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan. Tumit kaki kanan
beserta badan diputar ke kanan 180º. Kaki kiri dirapatkan pada kaki kanan.
6.
Gerakan Berjalan
a.
Buka Barisan
Aba-aba : “Buka
Barisan.......jalan”
Pelaksanaan : Pada
aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri masing-masing membuat satu langkah ke
samping kanan dan kiri, sedangkan regu tengah tetap di tempat.
b. Tutup Barisan
Aba-aba : “Tutup
Barisan........jalan”
Pelaksanaan : pada
aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri masing-masing membuat langkah kembali
ke samping kiri dan kanan, sedangkan regu tengah tetap di tempat.
7.
Bubar Barisan
Aba-aba : “Bubar......jalan”
Pelaksanaan : Pada
aba-aba pelaksanaan tiap prajurit memalingkan muka ke arah komandan dan memberi
hormat, sesudah dibalas kembali dalam sikap sempurna kemudian melakukan “balik
kanan.....gerak” dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati lalu bubar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar